Pekanbaru, rohilbertuah.com|Pegawai Beragama Islam di lingkungan Kejaksaan Tinggi Riau mengikuti Pengajian Rutin yang disampaikan oleh Syaikh Maulana Husen Al Muqri Bin Ismail dengan tema “Sunnah-sunnah dalam Shalat”
Saat di konfirmasi terkait pengajian rutin tersebut, Kasi Penkum Kejati Riau Bambang Heripurwanto SH., MH., mengatakan ke awak media bahwa pengajian tersebut dilaksanakan sekira pukul 08.00 Wib, Senin (6/3/2023).
” Kita sebagai umat muslim tidak hanya melaksanakan shalat wajib tetapi ada shalat yang disunnahkan untuk di lakukan, namun sebelum kita membahas sholat sunnah, kita harus tau terlebih dahulu beberapa hal-hal yang temasuk sunnah dalam kita beribadah yaitu Sunnah Ab’ad adalah amalan sunah dalam sholat yang apabila terlupakan harus diganti dengan sujud sahwi.
Dok : Penkum Kejati Riau
Apabila kita lupa akan gerakan selanjut nya ketika sholat maka setelah sholat kita disunnahkan untuk melakukan sujud sahwi Apabila imam dalam sholat lupa akan tasyahwud awal maka makmum harus dalam mengucapkan subhanallah agar imam.
Apabila ragu-ragu dalam mengingat rakaat selanjut nya maka kata rasulullah “ingat yang seyakin2 nya “dan tidak boleh ragu2 terlalu lama, apabila kita sudah yakin rakaat ke 3 atau ke 4, maka lanjut kan 1 rakaat kembali. Apabila kita telupa akan melaksanakan qunut atau sujud sahwi dan terlanjur untuk salam maka setelah salam itu kita sujud sahwi. Ujar Syaikh Maulana Husen Al Muqri Bin Ismail kepada semua yang hadir pengajian rutin di Masjid Al-Mizan Kejaksaan Tinggi Riau.
Selanjutnya Syaikh Maulana Husen Al Muqri Bin Ismail Sunah hai’at adalah amalan sunah dalam sholat yang apabila terlupakan tidak perlu diganti dengan sujud sahwi.
Ada 15 perkara sunnat2 haiat yaitu Mengangkat kedua tangan saat takbiratul ihram, Meletakan tangan kanan diatas kanan kiri atau pergelangan tangan kanan mengenggam tangan kiri, (di anjurkan jari telunjuk dan jari tengah lurus diatas lengan tangan dan 3 jari lain nya mengenggam lengan) melihat ke tempat sujud, Membuka kedua matanya dan dimakruhkan memejamkannya, Melakukan jeda dengan ukuran baca lafadz subhanallah di enam tempat Antara takbiratul ihram dan doa iftitah, Antara doa iftitah dan ta’awudz, Antara ta’awudz dan surat al-Fatihah, Antara akhir surat al-Fatihah dan lafadz amin, Antara amin dan membaca surat dan Antara surat dan ruku’. Membaca doa iftitah, Membaca ta’awudz, Membaca “Amin” setelah selesai membaca surat al-Fatihah, Membaca ayat/surat dari al-Qur’an. Yang lebih utama adalah tiga ayat atau lebih, satu surat lebih utama daripada sebagian surat walaupun sebagian surat itu lebih panjang,
Membaca ayat/surat dari al-Qur’an. Yang lebih utama adalah tiga ayat atau lebih, satu surat lebih utama daripada sebagian surat walaupun sebagian surat itu lebih panjang, Membaca dengan nyaring pada sholat-sholat yang disunnahkan membaca nyaring dan membaca dengan pelan pada sholat-sholat yang disunnahkan membaca pelan, Memanjangkan bacaan pada rokaat pertama atas rokaat kedua, Membaca takbir intiqol (perpindahan) dari tiap-tiap rukun kecuali i’tidal, Membaca tasmi’ (sami’allahu liman hamidah) ketika i’tidal, Duduk istirahah ketika bangun dari sujud sebelum berdiri, Duduk iftirosy pada setiap duduk dalam sholat kecuali duduk tasyahud akhir dan Duduk tawaruk pada duduk tasyahud akhir.
Dengan dilaksanakan pengajian ini diharapkan pegawai Kejaksaan Tinggi Riau dapat selalu menjaga lisan dan semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan wasilah ucapan-ucapan baik yang kita lontarkan kepada seluruh manusia dimuka bumi.
Kegiatan Pengajian Rutin Kejaksaan Tinggi Riau oleh Syaikh Maulana Husen Al Muqri Bin Ismail bertempat di Masjid Al-Mizan Kejaksaan Tinggi Riau mengikuti secara ketat protokol kesehatan (prokes). tutup Kasi Penkum Kejati Riau Bambang Heripurwanto SH., MH.
( Hen / Heri )
Sumber : Kasi Penkum Kejati Riau.